Senin, 14 November 2016


Kami keluarga yang miskin, mungkin jika menurut ukuran pemerintah adalah keluarga yg hidup di bawah garis kemiskinan. Aku tinggal bersama emakku yg aku panggil simbok dan nenekku yg aku panggil mbah. Kami memang hanya bertiga. Mbok cerai dari Bapak sejak aku lulus SD. Aku tdk tahu apa penyebabnya, tetapi yg kurasa, Bapak pergi meninggalkan rumah dan sampai sekarang tdk tahu keadaannya. Mbah menjanda sudah sekitar 5 tahun karena kakek meninggal.
Aku ingat Mbah kakung (kakek) meninggal waktu aku masih duduk dibangku SD. Jadi hanya aku lah laki-laki dirumah itu, yg harus mengerjakan semua pekerjaan laki-laki. Sementara mbok mencari nafkah dengan memburuh tani bersama mbah. Keduanya masih energik.
Ketika umurku masih 15 tahun mbok masih umur 29 tahun dan mbah 42 tahun. Umur segitu kalau di kota besar masih tergolong belum tua, tapi di kampung sudah termasuk uzur. Namun kedua mereka dikaruniai badan yg langsing dan menurut istilah Jawa, singset. Mbokku mewarisi ibunya berbadan langsing. Meski kedua mereka sudah memasuki usia tua menurut ukuran kampung, tetapi tubuh bereka tdk bergelambir lemak, alias singset.
Wajah mereka biasa-biasa saja tdk terlalu cantik, tetapi juga tdk jelek. Biasa saja lah orang kampung, Cuma wajahnya bersih dari noda bekas jerawat. Sepengetahuanku mereka tdk terlalu repot menjaga tubuh dan wajah, karena makan hanya seadanya dan mandi juga biasa tdk pernah dilulur dan sebagainya.Baik mak maupun mbah, tumit kakinya kecil dan betisnya langsing. Ini menjadi perhatianku setelah aku dewasa dan mengenal ciri-ciri wanita yg pandai memuaskan suami.
Agak melenceng sedikit. Kebiasaan di desa kami adalah setiap rumah mempunyai kamar mandi yg disebut sumur berada di luar rumah dan umumnya agak jauh di belakang rumah. Tdk jauh dari sumur terdapat tempat buang hajat besar. Sumur dan wc nayris tdk berdinding penghalang. Yg ada hanya bangunan lubang sumur yg bibirnya ditinggikan sekitar 1 meter, lalu tonggak-tonggak kayu untuk menggantung baju dan handuk.
Di sekitar sumur dan wc ditumbuhi oleh tanaman rumpun sereh dan tanaman semak yg rimbun sehingga agak terlindung. Aku sebagai laki-laki selalu bertugas menimba dan mengisi air ke ember-ember untuk mandi, cuci piring dan cuci baju. Ritual mandi biasanya dilakukan pada pagi hari ketika mata hari mulai agak terang sekitar pukul 5 pagi.
Sudah sejak kecil aku terbiasa mandi bersama orang tuaku. Tdk ada rasa malu, sehingga kalau kami mandi tdk memakai basahan, atau sarung. Kami mandi telanjang bulat. Mungkin bedanya kalau orang kota mandinya berdiri di bawah shower atau bergayung ria atau tiduran di bath tub. Kalau kami orang desa mandi biasanya jongkok. Hanya beberapa saat saja berdiri untuk mebilas semua tubuh setelah bersabun.
Di usiaku 15 aku baru mulai tertarik dengan bentuk badan lawan jenis. Yg bisa aku lihat hanya simbok dan mbah saja. Mbok badannya langsing dan kulitnya kencang, payudaranya tdk besar, kakinya juga langsing. Di usianya yg hampir memasuki kawasan 30, teteknya masih kencang membusung. Mungkin karena ukurannya tdk besar jadi buah dadanya tdk mengelendot turun. Jembutnya cukup lebat, rambutnya sebahu yg selalu diikat dan digelung.
Simbah badannya tdk jauh dari mbok, dan tingginya juga sama sekitar 155 cm, Cuma teteknya sedikit agak turun, tapi masih kelihatan indah. Jembutnya juga tebal. Badannya meski kelihatan lembut, tetapi perkasa karena mungkin pengaruh warna kulit yg tergolong sawo matang. Tetek mbah kayaknya sedikit lebih besar dari simbok. Perut Mbah agak banyak tertutup lemak, sehingga tdk serata perut mbok.
Aku kenal betul seluk-beluk kedua body mereka karena setiap hari pagi dan sore kami selalu mandi bersama, telanjang bersama dalam waktu yg cukup lama. Jika pagi hari selain mandi mbok dan simbah mencuci pakaian dan peralatan makan semalam. Berhubung tugasku menimba air maka aku tetap berada di posku sampai seluruh pekerjaan mereka selesai. Jika sore mandinya lebih cepat karena acara selingan hanya cuci piring.
Mohon pembaca jangan protes dulu, karena sekolah kami di desa memundurkan waktu masuk menjadi jam 8 dengan pertimbangan murid-murid umumnya memerlukan waktu untuk membantu pekerjaan rumah tangga di pagi hari dan memberi kesempatan kepada murid yg tinggalnya sekitar sejam jalan kaki dari sekolah.
Seingatku sejak aku sunat di umur 12 tahun, atau selepas lulus SD sering kali aku malu karena k0ntolku sering berdiri kalau pagi-pagi ketika mandi bersama. Sebetulnya k0ntol berdiri sejak aku bangun pagi, sampai mandi dia tdk surut-surut. Mbok sih cuek-cuek aja, tetapi si mbah sering mengolok-olok, bahkan kadang-kadang menampar pelan k0ntolku dengan menyuruh “tidur”.
Mulanya aku tdk malu, tapi sejalan bertambah umurku, k0ntolku makin besar dan di sekitarnya mulai ditumbuhi bulu. Anehnya si mbah yg selalu memberi perhatian lalu mgomong ke simbok. Mbok ku lalu menimpali,
“ cucumu sudah mulai gede mbah,” katanya.
Aku sulit mengendalikan k0ntolku, kalau sudah berdiri, dia sulit di layukan, meski aku sirami air dingin. Yg bikin makin menegangkan, si mbah kadang-kadang memegang-megang k0ntolku seolah-olah mengukur perkembangannnya, Si mbok juga disuruh Mbah merasakan perkembangan k0ntolku. Meskipun kedua mereka adalah orang tua ku kandung, tetapi namanya dipegang tangan perempuan, naluri kelaki-lakianku bangkit. K0ntolku jadi makin mengeras.
Kadang-kadang aku berusaha menghindar karena malu, tetapi selalu dicegah oleh mbah dan menyuruh aku diam saja. Dibandingkan emak ku, mbah lebih agresif. Di usia 15 tahun aku sudah memiliki tubuh seperti pria dewasa. Tinggiku lebih dari 165 cm dan k0ntolku sudah kelihatan gemuk dan keras serta agak panjang sekitar 15 cm.Sebenarnya dengan aku sebesar itu sudah tdk pantas bersama emak dan mbahku mandi telanjang bersama. Tapi karena sudah terbiasa sejak kecil, aku tetap saja dianggap masih anak-anak.
Entah pantas disebut bagaimana, sialnya atau untungnya, embahku makin suka mempermainkan k0ntolku. Kadang-kadang tangannya dilumuri sabun lalu dikocoknya k0ntolku agak lama lalu dilanjutkan dengan menyabuniku. Emak juga kadang-kadang ikut-ikutan embah, meski k0ntolku sudah berlumuran sabun, dia ikut mengocok dan merabai kantong semarku. Rasanya birahiku terpacu dan rasanya nikmat sekali. Makanya aksi mereka itu aku biarkan. Bahkan jika mandi tanpa ritual itu, aku yg selalu memintanya.
Tapi seingatku meski dikocok-kocok agak lama kok aku waktu itu tdk ejakulasi. Aku sendiri belum mengetahui cara melakukan onani, maklum anak desa, yg akses informasi ke dunia luar masih sangat terbatas.Entah gimana awalnya tetapi setelah seringnya aku dikocok-kocok kami jadi sering mandi saling menyabuni, aku menyabuni seluruh tubuh mak ku dan mbahku. Dalam mengusap sabun tentu saja aku leluasa menjamah seluruh tubuh mereka. Aku senang mencengkram tetek dan memelintir pentil susu. Juga senang mengusap-usap jembut dan menjepitkan jari tengahku ke sela-sela memek. Mungkin itu naluri yg menuntun semua gerakan. Sumpah, aku tdk tahu harus bagaimana memperlakukan perempuan pada waktu itu.
Namun kesannya mereka berdua senang, bahkan badan mereka sering dirapatkan dan memelukku, sehingga k0ntolku yg menjulang tegang kedepan selalu menerjang bagian pantat atau bagian atas memek. Mbah kadang-kadang menundukkan k0ntolku agar masuk ke sela-sela pahanya sambil memelukku erat. Posisi itu paling aku suka sehingga kepada makku juga aku lakukan begitu. Mereka kelihatan tdk keberatan alias oke-oke saja. Saya pun tdk tahu pada waktu itu bahwa berhubungan badan itu memasukkan k0ntol ke dalam lubang memek.
Aku sering dipuji mbah dan itu dikatakan kepada mak ku.
“ anak mu ini hebat lho nduk (panggilan anak perempuan jawa), kayaknya dia kuat.”Terus terang aku tdk mengerti yg dimaksud kuat.
Kala itu kupikir yg dimaksud kuat adalah kemampuanku menimba air, membelah kayu bakar dan mengangkat beban-beban berat.
Mbah ku dan makku tdk kawin lagi setelah mereka berpisah dengan suaminya. Aku tdk pernah menanyakan alasannya, karena aku rasa lebih nyaman hidup bertiga gini dari pada harus menerima kehadiran orang luar. Padahal yg naksir mbah, apalagi emakku lumayan.Suatu hari kemudian aku dipanggil emakku setelah mereka berdua berbicara berbisik-bisik di kamar Aku waktu itu sedang asyik meraut bambu untuk membuat laygan di teras rumah. Emakku duduk di sampingku.
“Le (Tole istilah panggilan anak laki-laki Jawa), kamu nanti malam tidur dikamar bersama mbah dan simbok.” kata mak.
“Ah gak mau , kan tempat tidurnya sempit, kalau tidur bertiga,” kataku.
Tempat tidur mereka sebenarnya hanya dua kasur kapuk yg dihampar diatas plastic dan tikar di lantai. Masih ada ruang untuk menggelar tikar tambahan di sisi kiri atau kanannya. Sehingga jika ditambah satu bantal, bisalah untuk tidur bertiga, dengan catatan seorang diantaranya tidur di tikar.
Selama ini aku tidur di balai-balai bambu di ruang tengah. Di desaku disebut amben bambu. Tdk ada masalah tidur di amben meski tanpa kasur. Aku tidur hanya beralas tikar dan ditemani bantal kumal serta sarung.Aku bertanya-tanya, tetapi tdk dijawab mak atau mbah, kenapa malam itu aku harus tidur seranjang dengan mereka.
“Udahlah turuti saja, jadi anak yg penurut, jangan suka terlalu banyak tanya,” nasihat mbahku.
Saking polosnya aku, yg terbayang dalam benakku adalah nanti malam aku bakal tidur bersempit-sempitan dan bersenggolan. Aku paling tdk senang jika tidur bersinggungan dengan orang lain. Tdk terlintas sedikitpun pikiran yg negatif.
Biasanya aku tidur jam 10 malam, tapi malam itu jam 8 malam aku sudah diseret masuk ke kamar mereka. Aku tidur di kasur bersama mbah, disebelah yg lain mbok ku tidur ditikar.
Mulanya hanya tidur telentang, Tdk lama lama kemudian mbah tidur memelukku. Terus terang aku merasa risih dipeluk. Tapi mau protes tdk berani, jadi diam saja. Mbah mengusap-usap wajahku, lalu dadaku. Aku mengenakan kaos usang yg di beberapa tempat sudah ada yg sobek.
Entah berapa lama diusap-usap, aku menunggu dengan persasaan tegang. Aku tdk tahu kemana tujuan mereka mengajakku tidur bareng dan sekarang mbah tidur memelukku dan mengusap-usap dadaku. Sejujurnya aku sangat risih, tetapi apa daya tdk berani protes. Jika diberi peluang aku akan memilih kembali tidur di luar di amben.
Tangan kanan mbah yg tadi mengusap dadaku mulai merambat ke bawah ke arah sarungku. Aku terbiasa tidur sarungan dan di dalamnya tdk pakai celana, karena selain untuk menghemat pemakaian celana juga rasanya lebih enak leluasa. Terpeganglah gundukan kemaluanku dri luar sarung. Tangan mbahku meremas-remas, mengakibatkan aku tegang. Bukan hanya k0ntol yg menegang, tetapi perasaanku juga tegang, karena khawatir terhadap kejadian apa yg bakal terjadi selanjutnya. Aku diam saja, selain berdebar-debar, k0ntolku jadi mengembang di remas-remas mbah.
Ditariknya sarung keatas sehingga terbukalah bagian kemaluanku. Kamar tidur rumah kami hanya bepenerangan lampu minyak yg sejak tadi sudah di kecilkan. Jadi pemandanganku hanya remang-remang.Diraihnya kemaluanku lalu digenggamnya k0ntolku yg sudah mengeras sempurna. Nikmatnya luar biasa , tapi juga aku merasa takut, sehingga debaran jantungku makin keras. K0ntolku di kocok-kocok, sampai akhirnya aku terbuai dan rasa takutku sudah terlupakan. Tanpa sadar aku melenguh nikmat.
Entah kapan si mbah membuka bagian depan bajunya sehingga ketika kepalaku ditarik ke dadanya wajahku merasakan kelembutan payudaranya.
Mulutku diarahkan ke puting susunya dan aku diperintah menjilati dan mengemut susunya. Perintah itu aku turuti dan naluriku juga menuntunnya. Sedap nian rasanya mengemut dan menjilati puting susu yg mengeras. Meski tdk ada rasa, tetapi memainkan puting susu lebih nikmat rasanya dari pada mengunyah marshmallow.
Setelah bergantian kiri dan kanan aku diminta nenek menaiki tubuhnya. Sarungku sudah dilepasnya sehingga bagian bawahku sudah telanjang. Aku turuti saja perintah si mbah. Aku merasakan bagian bawah mbah juga sudah terbuka. Aku berasa gesekan jembut lebatnya menggerus perutku. Sambil aku menindih mbah k0ntolku dipegang mbah dan diarahkan ke lubang memeknya. Aku diminta mengangkat badanku sedikit dan ketika ujung peler sudah di depan lubang aku diminta menurunkan badanku pelan-pelan.
Tdk pernah terbayangkan dan terpikirkan kenikmatan dan sensasi ini. Jiwaku terasa melayg di awang-awang. Aku tdk ingat dan peduli siapa yg ada di bawah tubuhku. Yg kurasakan adalah seorang wanita menggairahkan. Sensasi masuknya k0ntolku perlahan-lahan ke memek mbah terasa sangat nikmat. Terasa memeknya licin tapi juga tdk mudah memasukkan k0ntolku. Setelah seluruh batang k0ntolku tengggelam dilahap memek mbah terasa hangatnya lubang memek mbah. Kami berdiam sebentar dan aku mematung merasakan sensasi kenikmatan luar biasa yg belum pernah akur rasakan selama hidupku.
Sesaat kemudian mbah agak mendorong tubuhku dan menariknya kembali. Mbah mengendalikan gerakanku dengan memegangi melalui kedua tangannya di bongkahan pantatku. Aku tdk menygka kenikmatan luar biasa ini. Embah terdengar mendesis dan terkadan mengerang. Aku makin cepat melakukan gerakan seiring dengan makin nikmatnya rasa yg menjalari mulai dari kemaluanku sampai ke seluruh tubuh.
Seingatku aku tdk terlalu lama bergerak begitu, karena selanjutnya ada gelombang nikmat yg mendera tubuhku dan berujung pada kontraksi di k0ntol dan seluruh otot di bawah. Aku merasa mengeluarkan sesuatu dari lubang kencing. Tanpa diberi komando selama proses pelepasan itu aku membenamkan dalam-dalam k0ntolku ke dalam memek mbah.Terasa lega dan plong setelah semua spermaku tumpah. Mbah mendorong tubuhku untuk berbaring di sebelahnya dan seluruh sendi tubuhku terasa lemas. Mbah bangkit dan mengambil lap yg lembab membersihkan seluruh kemaluanku yg penuh berselemak cairan sperma dan cairan dari memek mbah.
K0ntolku layu perlahan-lahan sampai selesai proses pembersihan itu. Mbah kulihat juga membersihkan memeknya dengan lap lain. Setelah kami berdua bersih, mbah beralih pindah ke tikar sementara mak tidur di sebelahku.Dia seperti mbah tadi tidur memelukku dan tangannya meremas-remas k0ntolku yg loyo. Remasan mak membuat k0ntolku berkembang per lahan-lahan sampai akhirnya tegang mengeras kembali. Tetapi rasanya tdk sensitif tadi.
Mengetahui k0ntolku sudah menegang sempurna, mak menyuruhku menindih tubuhnya seperti mbah tadi . Tangannya menuntun k0ntolku untuk memasuki lubang memeknya. Aku sudah paham dan aku segera menekan batang k0ntolku ketika terasa k0ntolku sudah mulai memasuki lubang hangat.
“pelan-pelan, sakit,” kata emak.
Aku turuti perintahnya dan pelan-pelan kutekan k0ntolku memasuki lubang memeknya yg juga terasa hangat dan menjepit. Setelah semua masuk aku mulai menggenjot. Nikmat luar biasa dan aku lupa pada keadaan sekeliling. Perhatianku hanya tertuju pada kenikmatan yg sekarang sedang menjalar ke seluruh tubuhku.
Aku terus menggenjot makku sampai dia berteriak-teriak seperti orang kesakitan. Tapi ketika aku tanya dia mengkomandoiku agar jangan berhenti dan terus menggenjot. Mak ku sudah seperti orang hilang ingatan. Badannya kelojotan dan bergerak tdk karuan sampai beberapa kali k0ntolku lepas dari memeknya. Dia buru-buru meraih k0ntolku untuk dimaskukkan kembali ke lubang memek. Tiba tiba dia berteriak
“ aaaaaah aaaah aduhhh aaaaah aduh. “ kedua tangannya menarik pantatku agar semua batang k0ntolku tenggelam.
Aku turuti kemauannya dan k0ntolku merasa seperti berkali-kali dicengkeram oleh memeknya. Aku berdiam sampai agak lama, sampai tdk ada lagi kurasakan kedutan di lubang memeknya.
Sepertinya mak ku sudah siuman. Dia kutanya dengan penuh keheranan, apakah kesakitan. Dia menggelengkan kepala sambil tersenyum ditariknya wajahku ke wajahnya dan diciuminya seluruh wajahku. K0ntolku masih tertancap dalam memeknya. Naluriku mendorong aku melakukan kembali gerakan naik turun seperti tadi. Mak kembali mendesah-desah dan menjerit kecil. Aku pun makin semangat memompa dan birahiku makin terangsang mendengar erangan itu. Sepertinya aku akan kembali merasakan sperma akan keluar , gerakanku makin kupercepat dan mak makin keras mengerang, sampai kuingat mbahku mengusap-usap rambut emakku. Aku tdk perduli apapun kecuali segera mencapai puncak kenikmatan.
Ketika puncak kenikmatan muncul kubenamkan dalam-dalam k0ntolku ke dalam memek mak dan ku tembakkan spermaku berkali-kali. Mak ku menarik tubuhku rapat rapat dan kurasakan k0ntolku dijepit-jepit. Luar biasa sensasi kenikmatan yg kurasakan.
Aku berdiam sebentar sampai akhirnya k0ntolku keluar dengan sendirinya dari lubang memek karena menyusut. Aku tergolek di samping emakku dan rasa lemas dan ngantuk yg luar biasa. Kulihat makku sudah tertidur dan mendengkur halus. Mbah melakukan tugasnya membasuh k0ntolku dan memek mak ku. Selanjutnya aku tdk ingat lagi.
Aku terbangun karena desakan ingin kencing. Di sisi dapur rumah kami memang ada semacam wc kecil khusus untuk buang air kecil. K0ntolku menegang menahan desakan ingin kencing, tetapi setelah air seni dilepas, k0ntolku masih tetap gemuk. Dia makin keras ketika aku mengingat kejadian yg baru aku alami.
Ketika aku masuk aku melihat mak dan nenekku tidur tanpa penutup di bagian bawah. Makku sudah terkapar, tetapi nenek ku masih manyapaku untuk tidur di sebelahnya. Aku turuti dan aku langsung tidur memeluk nenekku, tanganku langsung meremas kedua bongkahan payudara nenek yg terasa masih kenyal. Puting susunya aku pelintir-pelintir dan kadang-kadang aku usap. Nenek merintih – rintih aku perlakukan begitu. Dia kemudian memintaku untuk menindihnya lagi. Aku sudah semakin paham dan kuarahkan k0ntolku ke lubang di bagian bawah badannya. Pelan-pelan aku tekan sehingga melesak lah seluruh k0ntolku ke dalam memeknya.
Awalnya aku menggenjot perlahan-lahan, tetapi seiring dengan erangan nenek aku jadi makin bersemangat menggenjot lebih cepat. Nenek sama seperti mbok ku, dia menjerit jerit nikmat dan kemudian kedua kakinya merangkul pinggangku erat sekali sampai aku tdk bisa bergerak. Kurasakan memeknya berkedut-kedut. Aku tdk bergerak sampai nenek melonggarkan kuncian kakinya. Aku kembali mengenjot nenek dengan gerakan lamabat dan cepat. Tdk lama kemudian nenek kembali mengunci tubuhku dan aku kembali merasakan k0ntolku dijepit-jepit oleh memek mbah. Seingatku pada waktu itu mbah berkali-kali begitu sampai akhirnya dia memintaku berjenti, karena katanya dia sudah tdk kuat dan badannya lemas.
Aku masih penasaran karena belum mencapai puncak, Kulihat emakku tergeletak mengangkang. Aku beralih menindih mak. Dia terbangun hanya dengan membuka matanya. Sementara itu k0ntolku sudah masuk kedalam memeknya. Aku tdk perduli apakah makku sudah bangun atau masih setengah tidur. Aku terus menggenjot sampai kemudian mak juga merintih-rintih. Mak tak lama kemudian juga mengunci tubuhku dengan lilitan kedua kakinya sehingga aku tdk bisa bergerak. Padahal aku merasa sudah hampir mencapai puncak kenikmatan. Terasa memek makku menjepit ketat sekali berkali-kali.
Ketika kuncian kakinya agak longgar aku memaksa menggenjot lagi sampai menjelang aku puncak makku kembali melilitkan kakinya dan aku dengan paksa masih menggenjot meski gerakkannya pendek. Tapi itu sudah bisa menghantar puncak knikmatanku. Aku mengejang-ngejang menyemprotkan mani ke dalam memek mak dan mak mengunci tubuhku ketat sekali dan kedua tangannya juga memelukku erat sekali.
Aku tertidur sebentar dan terbangun karena terasa geli di k0ntolku. Kulirik ke bawah ternyata mbah tengah duduk dan mempermainkan k0ntolku. Keadaan masih gelap. Aku mungkin baru tertidur satu jam, tetapi k0ntolku sudah berdiri lagi. Malam itu aku bermain berkali-kali sampai hari agak terang mungkin aku sudah melepas spermaku 5 kali.
Paginya kami seperti biasa mandi bersama dan saling menyabuni. Aku tdk berani bertanya banyak, karena mereka sama sekali tdk menyinggung peristiwa tadi malam. Mak ku hanya mengingatkanku agar menjaga rahasia rumah tangga. http://celdamz.blogspot.com Hari itu aku tdk sekolah karena apa aku lupa, apakah karena hari minggu atau hari libur sekolah. Mak dan Mbah setelah selesai membereskan urusan rumah tangga mereka membuat masakan sederhana, lalu kami sarapan pagi. Hari itu seingatku mak dan mbah tdk ke sawah, tapi malah masuk kamar tidur-tiduran.
Aku yg merasa badanku lelah juga tertarik untuk gabung tidur dengan mereka. Kelanjutannya aku kembali ngembat mak dan mbah sampai aku keluar 3 kali. Kami sempat tidur sebentar sebelum bangun karena lapar di siang hari.Mak dan mbah hanya mengenakan kemben sarung menyiapkan makan siang, Kami makan siang di amben tempat tidurku. Perutku terasa kenyg dan mata kembali mengantuk.
Aku memilih tidur di kasur empuk tempatnya mak dan mbah biasa tidur. Entah berapa lama aku tertidur lalu terbangun karena terasa ada yg menggelitik di kemaluanku. Ternyata mak dan mbahku memainkan k0ntolku. Mereka berdua menimang-nimang k0ntolku. Akhirnya sampai waktu petang aku sempat menyemprotkan dua kali spermaku.
Malamnya aku masih sempat menyemprotkan sperma setelah bergantian menindih mak dan mbahku. Selanjutnya hampir tiap malam aku harus melayani nafsu kedua orang tuaku sampai aku dewasa. Kami menyimpan rahasia itu serapat mungkin. Herannya mak dan mbahku tdk sampai hamil oleh hubungan kami. Mereka memiliki resep rahasia untuk melakukan KB.
Meskipun keluarga kami miskin. Tetapi kehidupan kami sangat bahagia. Aku meneruskan seolah sampai akhirnya bisa meraih S-1. Sejak aku kuliah aku jarang bertemu mereka, karena kau harus pindah ke kota. Tapi setiap bulan aku mengunjungi mereka dan menghabiskan waktu akhir pekan dengan melampiaskan nafsu.
Sejak aku kuliah aku sempat merasakan beberapa memek cewek yg sebaya dan lebih muda dari ku. Harus diakui bahwa memek cewek-cewek ku masih kalah nikmat dibanding memek mak dan nenekku.Nenekku meski usianya kemudian sudah memasuki 50 tahun dan sudah menopause, tetapi kelegitan memeknya masih luar biasa. Mak ku memeknya juga legit banget. Mungkin karena tubuh kedua orang tuaku yg kencang dan tdk gemuk, maka berpengaruh pada jepitan memeknya. Selain itu jika kuperhatikan cairan memek mereka agak kental dan lengket, berbeda dengan cewek-cewek lainnya yg lebih cair dan licin.
Sejak aku kuliah aku membawa berbagai teknik baru dalam berhubungan dengan mereka seperti mengoral dan melakukan persetubuhan dengan berbagai posisi. Mulanya mak dan Nenek risih ketika kujilati memeknya, tetapi lama-lama karena nikmat mereka jadi ketagihan. Cerita Mesum, Cerita Porno, Cerita Sex Terbaru 2016

cerita seks keluarga maniak seks



– Dari luar, tdk ada yg aneh dgn keluarga Pak Heri. Mereka tampak seperti keluarga harmonis yg menjadi idaman tiap orang. Pak Heri (43) yg seorang manager beristrikan Asih (38) yg sehari-hari hanya menjadi ibu rumah tangga. Mereka memiliki dua orang anak masing-masing laki-laki dan perempuan. Yg paling besar Agus (17) sedang duduk di kelas tiga sma, sedangkan yg bungsu Dewi (15) masih kelas satu sma.

Tp yg sebenarnya terjadi di dalam sana sungguh tdk dapat diterima akal sehat. Mereka keluarga gila seks yg bahkan melakukannya dgn sesama anggota keluarga mereka sendiri. Anak-anak mereka, Agus dan Dewi, sudah diajari seks sejak mereka masih kecil, yg mana jg langsung dipraktekkan pada ibu dan jg ayah mereka sendiri.
Tdk jarang jg mereka berkeliaran di dalam rumah bertelanjang bulat, sehingga kapanpun dan dimanapun mereka bisa saling menyetubuhi anggota keluarga mereka. Baik Pak Heri yg menyetubuhi istrinya dan jg anak gadisnya, ataupun Agus yg menyetubuhi ibu kandungnya dan jg adiknya. Mereka melakukannya secara bebas di rumah itu.
Semakin hari perbuatan mereka semakin menjadi-jadi. Persetubuhan mereka jg semakin liar, seolah tdk mempedulikan lagi status hubungan sedarah antara mereka di rumah itu. Mereka melakukan segala hal gila tersebut dgn riangnya tanpa paksaan dari siapapun.
Hari itu sepulang Agus dari sekolah, Agus langsung bertelanjang bulat di ruang tamu dan menyerbu mamanya yg lagi beberes rumah.
“Gus, Mama lagi nyapu… main meluk aja”
“Biarin, Mama kok pakai baju sih ma?”
“Hmmmm… Kamu mau Mama telanjang lagi sayang?”
“Iya mah… ngapain jg pakai baju kalau di rumah”
“Iya-iya, dasar kamu… anak Mama yg paling nakal”
“Bentar Mah…” kata Agus menghentikan Mamanya yg akan segera membuka bajunya.
Dia lalu menuju dapur dan mengambil gunting, kemudian kembali ke tempat mamanya.
“Mau ngapain sih sayang bawa gunting gitu?”
“Biar mama gak pakai baju lagi…” kata Agus mulai menggunting baju Mamanya.
Agus kemudian merobek-robek baju mamanya itu hingga tdk dapat dipakai lagi.
“Dasar kamu, jadi gak bisa dipakai lagi gitu bajunya mama… kurang ajar banget sih anak mama ini” kata Asih sambil mencubit hidung anaknya, Asih lalu membuang bajunya yg sudah tdk bisa dipakai itu ke tempat sampah.
“Terus mau kamu apa?” kata Asih menantang anaknya.
“Mau ngentotin mama sekarang” jawab Agus.
“Baru pulang udah minta gituan aja, makan dulu dong kamunya”
“Ntar aja mah…” jawab Agus cuek.
Agus langsung menyeret ibu kandungnya itu ke atas sofa. Menggeraygi dan menjamah tubuh ibunya itu dgn buas dan liar, sungguh bukan perilaku anak yg wajar terhadap ibu kandungnya. Merekapun akhirnya melakukan persetubuhan terlarang itu lagi, hubungan tabu antara ibu dan anak.
“Cepetan sayang, ntar Mama diomelin Papa lagi, bukannya beres-beres rumah, malah ngentot-ngentotan sama kamu” ujar Asih disela-sela geraygan anaknya.
“Biarin Mah, lanjut di kamar yuk Mah…” ajak Agus.
“Ish, dasar. Ya udah, mau di kamar kamu atau di kamar Mama sayang?”
“Di kamar Mama aja, lebih lapang, yuk Mah…” ajak Agus menarik-narik tangan ibunya dgn kasar.
“Duh, kamu ini, pelan-pelan napa…” ujar Asih dgn wajah dicemberutkan.
Mereka melanjutkannya kembali di dalam kamar. Agus menggenjot lubang memek ibu kandungnya lagi di kamar orang tuanya itu, di atas ranjang ayah ibunya. Menghujam k0ntolnya dgn kasar ke tempat ia di lahirkan dulu.
“Kamu ini, pengen ngh… ngebuntingin mama yah sayang? Semangat nghh… amat ngentotnya” ujar Asih ngos-ngosan melihat betapa semangatnya anaknya itu menggenjot dirinya.
“Iya Mah, Agus mau menghamili mama, boleh kan Mah?”
“Aku ini ibu kandung kamu lho… dasar kamu anak nakal, seenaknya aja ngentotin ibunya, hihihi”
“Iya mah… Mama sih, mau aja dinakalin sama anaknya, hehehe” balas Agus tdk mau kalah.
“Huu… dasar kamu, iya deh, entotin aja ibu kandungmu ini sesuka hatimu, dasar”
“Sampai Mama bunting kan Mah?”
“Iya, sampai Mama bunting anak kamu, suka-suka kamu deh… Pokoknya mama budak seks kamu” balas Asih dgn senyum manis.
Mereka meneruskan lagi persetubuhan itu, hingga akhirnya k0ntol anaknya memuncratkan sperma yg begitu banyak ke dalam rahim Asih, tempat ia dulu berasal dan dikandung.
“Enak sayang? Puas kan? udah berapa kali yah kamu pejuin memek mama? hihi”
“Gak tau mah, gak kehitung lagi, hehehe” jawab Agus, Asih mencubit gemas pipi anaknya itu.
Setelah sekian lama beristirahat, mereka memulai lagi ronde selanjutnya.
Asih lalu merebahkan tubuh anaknya dan mengocok k0ntol anaknya yg sudah layu, anaknya baru saja menyemburkan sperma ke rahim ibu kandungnya untuk kesekian kalinya pada hari itu.
“Udah mah… geli… Agus mau pipis dulu”
“Hmm? Kamu mau pipis? Pipis aja sayang…”
“Di sini mah?”
“Iya… kencing aja di kasur”
“Hah? Ntar basah dong tempat tidur Mama sama Papa?”
“Gak apa kok sayang. Hmm… Kalau kamu mau, kamu boleh kok sekalian ngencingin Mama” ujar Asih mendesah, membuat dada anaknya berdebar mendengarnya.
Asih memperbolehkan anaknya mengencingi dirinya!! Ibu kandungnya!!
“B-boleh mah?” tanya Agus tak percaya dgn apa yg didengarnya.
“Iya… itu pasti salah satu fantasi liarmu kan? mama wujudkan deh…” jawab Asih sambil tersenyum manis.
Agus yg memang sudah tdk tahan menahan kencing mengiyakan saja penawaran mamanya itu.
Asih berbaring, Agus kemudian berdiri dan memposisikan k0ntolnya agar menembak tepat ke wajah ibu kandungnya itu. Seeerrr…. air kencing berwarna kekuningan yg amat pesing meluncur membasahi wajah sang ibu. Betapa kurang ajarnya perbuatan Agus, ia mengencingi wajah ibu kandungnya sendiri!! Tp ternyata Asih dgn riangnya menerima air kencing anaknya itu. Mulut Asih bahkan menganga lebar berusaha menerima air kencing anaknya yg hangat. Tampak ranjang mereka jg ikut-ikutan basah dibuatnya.
“Enak yah mah?” tanya Agus setelah selesai kencing.
“Enak banget sayang… kamu pengen coba rasain kencing mama jg gak?”
“Boleh mah, penasaran gimana rasanya, hehe”
Sekarang gantian Agus yg berbaring dan Asih yg berjongkok di depan wajah anak laki-lakinya itu.
“Siap-siap yah sayang…”
Serrrr…. Kini gantian kencing sang ibu yg membasahi wajah sang anak, tdk sedikit pula yg jg ditelan oleh Agus. Sekarang ranjang orang tuanya betul-betul sudah banjir dgn air seni mereka, berwarna kuning dan berbau amat pesing.
“Puas sayang? Enak nggak?” ujar Asih balik bertanya bagaimana rasa air seninya itu pada anaknya.
“Enak banget mah.. hangat” jawab anaknya, Asih tertawa kecil mendengarnya.
“Kalau kamu mau, kamu boleh kok ngencingin mama kamu ini kapanpun kamu mau”
“Beneran mah?”
“Iya, ntar kalau kamu kebelet pipis, panggil mama aja yah sayang, terus… kencingin deh mama kamu, hihihi” kata Asih sambil mengedipkan matanya dgn nakal.
Sungguh gila, bersetubuh dgn ibu kandung saja sudah sangat tdk bermoral. Ini sampai mengencingi ibu kandungnya, bahkan ibu kandungnya sendiri yg menawarkan hal itu!!
“Oke deh mah, kalau Agus mau pipis Agus bakal panggil mama deh, hehehe… Udahan dulu yah mah.. Agus mau mau ke wc dulu”
“Ngapain sayang?”
“Mau berak dulu mah”
“Owhhh… ya udah sana” kata Asih, namun belum sempat Agus bangkit, ibunya kembali mengatakan sesuatu yg mengejutkan.
“Eh, disini aja deh sekalian sayang”
“Hah?” Agus terkejut mendengar perkataan mamanya itu.
“Iya, kan kasurnya udah terlanjur kotor jg kena pipis-pipis kita, sekalian aja deh”
“Tp masa di kasur sih Mah? Ini kan ranjang Mama sama Papa? memangnya Mama gak jijik kalau Agus eek di sini?”
“Iya, gak papa kok… waktu kamu bayi kan mama yg bersihin dan cebokin kamu. Kamu dulu waktu bayi eeknya jg di kasur, hihihi” Ujar Asih.
Tp tentu saja sekarang sudah berbeda, anaknya sudah SMA saat ini.
“Iya deh, mah…”
Agus lalu berbaring terlentang seperti bayi, kakinya dilipat dgn sedikit mengangkat pinggulnya. Mamanya berada disampingnya sambil tetap mengelus k0ntol anaknya. Agus mulai mengejan….
“Pooop, preeetttt… preeeetttt…” keluarlah berak Agus di ranjang mamanya itu. Sangat banyak dan tampak menggumpal, yg tentunya jg sangat busuk.
“Ihhh… banyak amat sih eek mu sayang? udah berapa hari gak poop sih? udah gitu bau lagi, hihihi” Ujar Asih mengomentari anaknya yg baru saja buang air besar di samping dirinya itu, di atas tempat tidurnya.
Agus hanya cengengesan saja sambil terus mengejan sisa-sisa tai yg masih menggantung di usus besarnya. Kamar orang tuanya kini sungguh tdk sedap lagi baunya, di atas ranjang kini tdk hanya ada air kencing mereka, namun jg kotoran Agus.
“Nih, liat eek kamu…” kata Asih sambil mencolek sedikit tai anaknya dgn tangannya sendiri.
Agus tersenyum kecil melihatnya, kotorannya yg baru saja keluar dari anusnya, yg masih tampak hangat dan lembek kini berada di ujung jari mamanya.
Tp apa yg dilihat Agus berikutnya sungguh tdk dapat dipercaya, mamanya mengemut jarinya sendiri yg terdapat secuil kotorannya itu sambil berusaha tersenyum!! Darah Agus berdesir melhat pemandangan ini.
“Ma? Emang enak?”
“Enak sayang…. lagi yah…” kata Asih mencolek dan mengulum lebih banyak tai anaknya sekarang.
Lagi-lagi saat mengulum jarinya itu Asih tersenyum pada anaknya.
Belum selesai rasa keterkejutan Agus, tiba-tiba dilihatnya ibunya itu meraup dgn tangannya kotoran yg menumpuk diatas kasur. Astaga, seperti tak percaya dgn apa yg dilihatnya, gumpalan tinja yg berada ditangannya disantap dgn rakus. Seolah belum puas, dikulum jemari tangannya satu persatu untuk membersihkan sisa-sisa tinja yg melekat, dan saat melakukan aksinya itu tatapan dan senyum Asih terus terpusat pada wajah putranya, seolah dirinya ingin menunjukan pada anaknya, bahwa ibunya ini dgn senang hati dan tanpa paksaan menelan kotorannya yg amat busuk ini.
Aksi gila yg sungguh menjijikan, namun entah mengapa, alih-alih merasa jijik justru pemuda itu terangsang, baginya ibu kandungnya itu terlihat begitu erotis, aroma busuk yg menebar di ruangan itu bagaikan aroma harum yg membangkitkan birahi, birahi yg ingin terus digapainya.
“Eek mu enak sayang…” bisik Asih lembut ke telinga putranya itu, seraya mengecup mesra bibir anaknya, aroma tinja dari mulut ibunya itu membuatnya semakin bernafsu, sehingga dilumatnya bibir ibunya dgn rakus.
“Ma..Agus minta di eek-in jg dong ma..plis ma..” rengek Agus.
“Ih, nakal kamu..ikut-ikutan aja sih…” ucap Asih sambil memencet gemas hidung anaknya itu.
“Boleh yah ma, plis mah… boleh yah ma…” pinta Agus merengek seperti anak kecil.
“Ya udah, kamu berbaring telentang aja ya… nanti mama eekin kamu dari atas seperti tadi mama pipisin kamu… oke sayang?” ujar Asih seraya duduk bangkit, setelah sebelumnya mengerlingkan sebelah matanya dgn genit kearah Agus.
“Horeeeee…asiiiikkk… mama memang baik deh..Agus semakin sayang mama..” girang Agus.
“Siap ya sayang… buka mulutnya lebar-lebar… satu..dua..ti…ga… hekkkk..” komando Asih, sambil berjongkok dgn lubang anus tepat di atas mulut anaknya yg menganga.
“Croooooottttttt… crootttt….” berbeda dgn tinja Agus yg agak padat, tinja Asih yg sedikit encer mendarat indah ke dalam mulut Agus, beberapa mengenai wajahnya.
“Hi..hi..hi… maaf ya sayang… eek mama mencret nih, abis tadi siang mama makan rujak sih… ayo dima’em sayang, yg banyak ya…” ujar Asih sambil menyaksikan anaknya itu dgn rakus menikmati tinjanya.
Yg membuat birahi Asih bertambah mendesir saat dilihatnya anaknya itu berkumur dgn tinja mencretnya. Tinja yg tertampung di mulutnya itu tak langsung ditelannya, melainkan dipermainkan begitu rupa seolah gantian ingin menunjukkan aksinya itu pada ibunya.
“Gloghhokkk…gloghokkk…hikmat ma..hengakkk…hegaaaaaappp…” goda Agus pada ibunya itu.
“Ih, sayang… kamu pinter banget sih bikin mama terbuai… romantis banget kamu sayang…” manja Asih.
“Glek…” akhirnya cairan kental yg beraroma “harum” itu tandas selurunya ke dalam perut Agus.
Mereka lalu saling berpelukan di atas ranjang yg penuh dgn kencing dan kotoran mereka sendiri, lalu merekapun tertidur di sana dgn nyenyak.
Karena asik sendiri, mereka tdk sadar bahwa sang ayah dan anak perempuannya sudah pulang. Pak Heri dan anak gadisnya kini sedang berduaan di kamar sebelah.
“Sayang, Papa ada hadiah nih buat kamu” kata Pak Heri.
“Apaan Pa?” tanya Dewi penasaran.
“Ta-Da….” Pak Heri menunjukkan apa yg ada di balik tubuhnya.
Sebuah kalung anjing, lengkap dgn rantainya yg panjang.
“Pa? Itukan… Ih…. Papa!! emangnya Dewi apaan…” rengek Dewi manja.
“Kamu gak suka yah sayang?”
“Hihihi, suka kok Pa… banget…”
“Ya udah, sini Papa pakaikan” Pak Heri lalu mengalungkan kalung anjing itu ke leher anak gadisnya.
Anak gadisnya yg imut dan cantik kini sedang telanjang dan hanya kalung anjing yg melekat di tubuhnya.
“Suka Pa?” Tanya Dewi memutar tubuhnya, tali rantai tersebut berdenting-denting bergesekan dgn lantai.
“Suka banget sayang”
“Nih, Papa yg pegang rantainya…” kata Dewi memberikan ujung rantai yg mengikat lehernya ini pada ayah kandungnya.
Papanya menerimanya dgn senang hati.
“Sekarang… Dewi sah jadi anjingnya Papa” kata Dewi lagi mendesah sambil mengerlingkan matanya.
Sungguh imut, namun sangat kontras dgn keadaan dirinya sekarang yg sedang dirantai kalung anjing.
“Oke sayangku…”
“Ih… kok panggil sayang sih Pa?” gerutu Dewi manja.
“Iya yah… sorry-sorry, oke anjing betinaku…”
“Hihihi, gitu dong Pa… anak gadismu ini siap jadi budak seksnya Papa. Mau diapaain aja terserah Papa. Guk-guk, waw waw, hihihi…” kata Dewi cekikikan.
Betapa gemasnya Pak Heri melihat tingkah anak gadisnya ini. Dia lalu menarik dgn kasar rantai tersebut, hingga membuat Dewi tersungkur di lantai. Tp gilanya Dewi masih saja cekikikan dgn riangnya diperlakukan layaknya binatang oleh ayah kandungnya.
Pak Heri langsung menggenjot anaknya, tdk di memek, namun di anus anaknya karena Pak Heri memang lebih suka mengentoti lubang anus anaknya yg sangat sempit itu. Sambil menggenjot pantat anaknya, Pak Heri jg menarik-narik kasar rantai itu, membuat kepala Dewi jadi terdongak-dongak ke atas karenanya. Meski sebenarnya terasa sakit di lehernya dan kadang hampir tercekik, namun Dewi tetap berusaha tersenyum, karena dia jg memang suka diperlakukan kasar seperti ini. Hingga akhirnya Pak Heri ejakulasi di dalam lubang pantat anak gadisnya itu.
Setelah mengumpulkan tenaganya kembali, Pak Heri bersiap untuk ronde selanjutnya. Tp kali ini mulut anak gadisnya yg akan digenjotnya.
“Bentar sayang…” kata Pak Heri, ia lalu mengambil handycam dan sebuah baskom. Ia lalu meletakkan handycam itu di atas tripod dan menyalakannya.
“Pa… mau gituin Dewi lagi yah? Kali ini direkam yah Pa?”
“Iya, mau kan sayang?”
“Mau kok… kan udah Dewi bilang kalau Dewi boleh diapaain aja sama Papa” jawab anaknya itu dgn tersenyum manis.
“Oke, kamu udah makan yg banyak kan sayang?”
“Udah dong…”
“Bagus, kamu emang betina Papa yg paling pintar”
Pak Heri lalu mulai menggenjot mulut anak gadisnya, menyetubuhinya dgn kasar hingga terdengar bunyi ‘plop’ karena gesekan mulut Dewi dan selangkangan Pak Heri. Sambil dikasari seperti itu, Dewi masih saja tetap berusaha tersenyum melirik bergantian ke arah kamera dan Papanya.
Pak Heri lalu menghentikan goyangan pinggulnya, k0ntolnya mentok di kerongkongan anaknya dan menahannya sekian lama di sana. Pak Heri jg memencet hidung Dewi yg membuat Dewi tdk dapat bernafas sambil memegang erat kepala anaknya itu dalam-dalam ke selangkangannya. Semakin lama terlihat Dewi semakin kepayahan menahan nafas, hingga akhirnya ia tak kuat lagi dan muntah.
Belum puas, Pak Heri mengulanginya lagi berkali-kali. Mendeepthroath anaknya hingga anaknya itu memuntahkan segala apa yg dimakannya tadi, semuanya dilakukan di depan kamera. Sekarang semua isi lambung anaknya telah berpindah ke dalam baskom.
“Wah, banyak amat sayang… Nah, sekarang kamu mainin muntah kamu” suruh Pak Heri.
“Oce Pa…” jawab Dewi dgn riangnya.
Dia lalu memainkan muntahnya sendiri bagai anak kecil yg sedang bermain air, mengobok-oboknya, mengusapnya ke tubuhnya, bahkan ia jg meminum kembali muntahnya itu dan memainkannya di mulutnya. Tentu saja dgn tetap melirik dan tersenyum manis ke arah kamera yg merekam aksinya tersebut. Akhirnya seluruh muntah yg ada di baskom itu habis, separuh masuk kembali ke perutnya, separuhnya lagi berserakan di tubuhnya dan di lantai kamarnya.
“Iih… dasar Papa, suka banget liat Dewi main jorok-jorok begini, tp gak papa kok…”
“Hehe, kamu sih cantik banget jadi anak Papa…” alangkah senangnya Dewi dipuji Papanya seperti itu.
“Hmm… Pa… kencingi Dewi dong…” pinta Dewi manja.
“Oke sayang…”
“Ih, Papa!! Masih aja panggil sayang sayang, panggil anjing kek, betina kek, lonte kek… hihihi”
“Dasar kamu… sini!! biar Papa kencingi kamu” kata Pak Heri gemas sambil menarik kasar rantai kalung Dewi, membuat anak gadisnya itu lagi-lagi tersungkur ke lantai.
“Hihihi, siap Pa… yg banyak yah Pa, tumpahin semuanya ke badan Dewi, anak gadis Papa sekaligus betina Papa ini” kata Dewi dgn senyuman manisnya.
Sungguh ganjil, seorang anak gadis remaja yg sangat cantik dan imut seperti dirinya meminta hal seperti itu pada Papanya. Dewi yg menjadi primadona dan dikejar-kejar banyak cowok di sekolahnya, kini terlihat sangat murahan di hadapan Papanya.
Dewi lalu duduk bersimpuh sambil tersenyum manis di depan Papanya, dan seerrrr… Air kencing Pak Heri tumpah ke badan anak gadisnya. Air kencingnya menyiram tubuh anak gadisnya dari rambut hingga ujung kaki. Sekarang tubuh Dewi jadi berlumuran air kencing dan muntahnya sendiri. Sebuah pemandangan yg tdk dapat dibayangkan oleh orang-orang di luar sana.
“Hangat Pa.. makasih yah…” ujar Dewi manja lalu berpose-pose imut khas gadis abg di depan kamera yg dari tadi masih tetap merekam.
“Sama-sama betinaku…”
Setelah itu mereka lalu berbaring kelelahan di atas kasur dan tertidur.
Sampai sekarang, mereka berempat masih berhubungan incest liar gila-gilaan. Kadang hanya mamanya sendiri yg dikeroyok oleh suami dan anaknya Agus, kadang Dewi yg dikeroyok Papanya dan kakaknya, tp tdk jarang pula mereka bermain berempat. Mereka jg memutuskan untuk membuat sebuah keluarga incest. Tdk peduli bahwa nanti anak hasil hubungan incest mereka akan mengalami cacat fisik, karena hal itulah yg membuat mereka semakin bergairah. Mereka ingin membuat anak cacat sebanyak-banyaknya, bahkan berhubungan seks lagi dgn anak hasil hubungan incest mereka itu dan membuat lagi keturunan yg baru

cerita seks dengan penjaga kounter



Sebentar kemudian Nampak mendung tebal bergayut diatas kota kecamatan yang terletak dilereng lawu tersebut. Jarum jam menunjukkan jam 8.30 pagi, tiba-tiba saja terlihat kilat disertai Guntur kemudian disusul hujan yang lebat. Air hujan bagai tercurah dari langit diatas bumi tawangmangu. Suasana tersebut menambah sepi suasana counter tersebut, karena jam segitu adalah jam kerja dan jam sekolah. Sementara orang yang tidak beraktifitasmenjadi malas keluar karena hujan deras.
Tak sengaja Indri menoleh kesamping, Ups..hati Indri tergetar ketika menyadari nanda ternyata juga sedang memperhatikanya.Laki-laki tersebut terlihat gugup ketika mata Indri memergokinya. Segera aja dia membuang muka, di mata Indri nanda terlihat cukup baik dan santun, usianya mungkin sekitar 29 tahunan. Indri hanya tersenyum melihat kegugupannya.
“Malah hujan mas?’ Indri mengawali pembicaraan.
Nanda menoleh dan tersenyum,lantas mengangguk. Entah mengapa kemudian Indri menjadi sangat akrab dengan teman kerjanya tersebut,padahal Indri bukan seorang wanita yang mudah akrab dengan laki-laki lain.
Dalam perbincangan itu,entah mengapa diam-diam Indri membandingkan Nanda dengan suaminya. Indri melihat tubuhnya lebih tinggi dibanding dengan suaminya, nanda lebih atletis dan tegap. Dengan dada berdesir,Indri akhirnya menyadari kalau wajah Nanda mirip sekali dengan suaminya. Wanita berusia 25 tahun ini bagaikan lupa keadaan dirinya ketika berbincang kian akrab dengan Nanda. Ketika berulangkali laki – laki ini memuji kecantikan wajahnya, Indri menjadi salah tingkah. Ibu rumah tangga yang aktif ikut pengajian salah satu ormas besar disolo ini merasa tersanjung dengan pujian laki-laki tersebut.
“Ah mas Nanda..”desis Indri dengan wajah terasa panas mendengar pujian itu walaupun dalam hati Indri merasa senang.
“Bener kok mbak..mbak begitu cantik, manis apalagi pakai jilbab seperti ini,jadi kian anggun beruntung deh yang jadi suami Mbak..”kata Nanda seraya lekat memandang wajah wanita berjilbab lebar ini.
“Aihh..mas Nanda..udah..udah”seru Indri gemas,dan tanpa sadar jemari wanita berjilbab ini mencubit lengannya yang membuat Nanda meringis.
Namun sesaat Indri kemudian tersadar,kalau dia adalah seorang wanita bersuami, apalagi dia adalah seorang wanita muslimah yang mengenakan jilbab. Wajah Indri terasa memanas ketika wanita berjilbab ini melihat Nanda tersenyum-senyum setelah dicubit.
“Jari mbak Indri…halus..lentik..”desisnya sambil tersenyum, namun ibu muda satu anak ini tak lagi menanggapinya. Indri mulai merasa dia mendapat pengaruh aneh dari laki – laki di sampingya itu, sehingga dia begitu mudahnya akrab dengannya, atau mungkin kemiripan wajah Nanda dengan suaminya yang membuat Indri bagaikan hanyut.
Pukul 9.30 pagi menjelang siang, suasana counter HP TZN dan sekitarnya semakin sepi. Hujan begitu deras di luar counter menimbulkan suara deru yang cukup keras. Wanita berjilbab ini melihat jalan raya tawangmangu yang menjadi sepi kecuali mobil yang berseliweran. Indri melirik ke sebelah, Indri kembali terhanyut wajah rekan kerjanya yang mirip sekali dengan suaminya. Baru sejenak pikiran Indri menerawang, mendadak wanita berjilbab ini dikejutkan oleh elusan yang merayap di pahanya. Indri bagai tersengat arus listrik karena terkejutnya, namun sedetik kemudian Wanita berjilbab lebar ini membeku bagaikan menjadi patung es, ketika menyadari tangan yang merayap dipahanya adalah tangan laki – laki di sampingnya. Tubuh wanita muda ini menjadi kejang ketika tangan kanan Nanda mengelus perlahan pahanya yang masih tertutup baju dan celana panjang warna hitam yang dikenakannya. Entah kenapa, Indri hanya mampu menggigit bibir ketika tangan Nanda mulai nakal melepas kancing baju yang dikenakannya pada bagian dada, ,sehingga beberapa kancing baju yang dikenakan ibu muda berjilbab inipun terlepas bagian dadanya.
Badan Indri kian menggigil,ketika tangan Nanda mulai menyusup di balik baju yang kenakannya. Perlahan wanita berjilbab ini merasakan tangan laki – laki itu mengelus dan meremas buah dadanya beberapa kali. Lantas wanita berjilbab lebar ini merasakan tangan laki – laki ini baju bagian bawahnya kemudian bergerak mengelus bagian bawah perutnya. Sesaat kemudian kedua tangan nanda membuka pengait celana panjang yang dikenakan oleh indri dan membuka restling celananya sekaligus kemudian mulai mengelus elus bagian selangkangannya yang masih terbungkus celana dalam warna putih.
Ingin rasanya Indri menepis tangan laki-laki kurang ajar yang tengah menggerayangi daerah terlarang miliknya itu,namun entah mengapa semuanya terasa beku, tubuhnya hanya mampu menggigil menahan birahi ketika tangan Nanda mengelus-elus selangkangannya yang masih terbungkus celana dalam hingga ke duburnya..beberapa kali Indri merasakan kemaluannya yang masih terbungkus celana dalam itu dielus- elus tangan Nanda dan diremas-remasnya lembut.Tanpa sadar Indri justru membuka kedua pahanya kian lebar sehingga tangan Nanda kian leluasa menggerayangi kemaluannya beberapa saat.
Indri mulai mendesah perlahan, ketika tangan Nanda terasa menyusup ke balik celana dalam yang dikenakannya lantas menarik-narik rambut kemaluannya yang tumbuh lebat tak tercukur. Jemari tangan Nanda menyusuri gundukan bukit kemaluan wanita berjilbab ini kian ke bawah hingga sampai celah lubang kemaluannya. Wanita berjilbab lebar ini nyaris histeris menahan nikmat ketika bibir lubang kemaluannya itu diusap pelan oleh jemari tangan Nanda. Rasa birahi ternyata telah membutakan kenyataan bahwa tangan laki-laki yang tengah menyentuh kemaluannya bukanlah suaminya.
Indri mulai menggelinjang saat jemari tangan Nanda mengelus-elus perlahan bibir kemaluannya beberapa saat lantas wanita berjilbab ini merasakan bibir kemaluannya itu dibuka dan jemari tangan Nanda pun segera melesak ke dalam lubang kemaluan yang telah mengeluarkan satu orang anak tersebut. Tubuh Indri gemetaran dan mulutnya mendesah saat kemudian kelentit dalam kemaluannya disentuh oleh jemari tangan Nanda lantas dipilinnya lembut membuat wanita berjilbab lebar ini nyaris terlonjak dari tempat duduknya.
“Ohh..aahhhh…mmhhh…enghhh..sshhh”‘desah Indri lirih dengan tubuh menggelinjang, menahan nikmat di daerah selangkangannya.
Indri tak lagi menghiraukan keadaan counter yang pintunya terbuka lebar apabila tiba-tiba ada pelanggan yang masuk. Yang dirasakan wanita berjilbab lebar ini adalah kenikmatan yang menjalar ke
sekujur tubuhnya, oleh jemari tangan Nanda di lubang kemaluannya.
“Ahh..sshh…mas Nandaa..jangaaan”rintih Indri lirih namun terasa nikmat luar biasa.
Tubuhnya menggelinjang di kursi counter yang kecil tersebut. Untunglah hujan begitu deras, sehingga desahan dan rintihan wanita berjilbab ini tertelan gemuruh oleh hujan di luar. Sembari menggeliat menahan kenikmatan yang dirasakannnya, mata Indri melirik ke wajah Nanda. Namun betapa terkejutnya indri ketika melihat ternyata laki – laki ini sedang tersenyum-senyum memandangnya penuh birahi dengan nafas yang memburu.
“Mas Nanda!!”pekik Indri lirih karena kaget.
”jangaan..ohhh..mas nanda..jangaan” Namun Nanda tak menghiraukan pekikan wanita berjilbab lebar ini. Wanita ini merasakan jari-jari tangan Nanda kian dalam memasuki lubang kemaluannya. Indri menjadi semakin kian gila,ketika dirasakannya jari-jari tangan Nanda menyentuh dinding lubang kemaluannya itu. Rasa nikmat yang luar biasa terasa di sekujur tubuh Wanita berjilbab lebar ini yang membuatnya kian tersengal. Indri merasakan bagian terlarangnya kian berdenyut- denyut seiring gerakan pinggulnya yang menggeliat penuh nikmat.
“ohh ..jangaaaan… jangaan..mas…”desah Indri lirih.
Wanita berjilbab lebar ini masih menyadari bahwa dia berada di counter yang pintunya terbuka lebar sehingga Indri khawatir jika tiba-tiba ada pelanggan yang masuk meskipun diluar hujan justru bertambah deras. Namun derasnya hujan dan posisi tempat duduk mereka yang tertutup oleh etalase HP , membuat kekurang ajaran Nanda ini leluasa dinikmatinya. Wanita berjilbab lebar ini hanya pasrah dalam kenikmatan, ketika bagian terlarangnya itu diobok-obok Nanda dengan tangannya. Mata wanita berjilbab ini merem melek menahan kenikmatan yang luar biasa pada kemaluannya itu. Hanya desahan lirih penuh nikmat dan gelinjangan tubuh yang kian liar di atas kursi kecil dalam counter tersebut, Indri hampir mencapai puncak kenikmatannya , ketika mendadak sebuah sepeda motor yang parkir didepan counterTZN. Kemudian Nampak seorang pemuda melepas jas hujan kemudian masuk kedalam counter nya.
“monggo mas…” ujar indri dalam bahasa jawa ketika pemuda tersebut masuk kedalam counter.
Sementara nanda bergeser ke belakang lemari kasir yang tertutup kaca tinggi, membersihkan jari tangannya yang penuh lendir kewanitaan indri setelah hampir 30 menit lebih mengobok obok kemaluan wanita berjilbab lebar tersebut.
“Pulsa mbak, XL 5000” Jawab pemuda tersebut sambil memandang aneh wajah indri karena masih membayang diraut wajah wanita berjilbab lebar ini seperti habis menahan perasaan sesuatu.
“oh ya ini silahkan ditulis nomornya mas” Balas indri sambil meraih HP server pengisi pulsa.
Beberapa saat kemudian pemuda tersebut minta diri setelah membayar pulsa yang dibelinya , sementara hujan diluar masih tercurah dari langit justru semakin deras. Bahkan beberapa saat kemudian jalan raya tawangmangu tersebut tergenang oleh banjir akibat curah hujan yang cukup deras. Indri berniat untuk duduk dikursi semula ketika tiba-tiba kedua tangan nanda melingkar dipinggang wanita berjilbab lebar ini.
“Udah mas… malu nanti jika ada pembeli masuk secara tiba-tiba” Ujar indri sembari tangannya mencoba melepas tangan nanda yang melingkari pinggangnya.
“Gak usah khawatir mbak, hujannya tambah deras kok. Orang males akan keluar, mending kita menikmati hari ini dengan puas mumpung ada kesempatan mbak” Balas nanda sambil menarik tubuh indri agak ke belakang etalase.
“mas … jangaan” desah indri ketika nanda mengajaknya duduk dilantai bawah yang beralaskan karpet warna hijau.
Indri pun akhirnya menyerah ketika nanda membantunya duduk dengan kedua kaki diselonjorkan dengan posisi mengangkang sedikit ditekuk pada lututnya sementara kepala dan tubuh indri bersandar pada etalase yang agak tinggi.. Nanda kemudian menarik celana panjang yang dikenakan indri hingga terlepas, sehingga kelihatan kemaluan yang masih tertutup celana dalam serta paha mulus dan kaki wanita berjilbab lebar ini.
“Aih .. masss..jangann ..!!”jerit Indri spontan ketika celana panjangnya dilepas oleh nanda. Badan Indri menggigil melihat rekan kerjanya tersebut mulai mengelus-elus kemaluannya yang terbungkus celana dalam.
“mas.. bagaimana nanti jika ada yang datang..malu…” Desah wanita berjilbab lebar ini ketika menyaksikan tangan nanda melepas celana dalamnya. Beberapa saat kemudian nanda tersenyum lebar menyaksikan kemaluan rekan kerja wanitanya yang berjilbab tersebut terpampang bebas memamerkan bulu-bulu kemaluannya yang lebat.
Nanda kemudian menggeser duduknya bersandar lemari kasir yang besar dan tinggi, kemudian menarik tubuh indri yang sudah telanjang bagian bawahnya. Diletakkannya tubuh indri disela kedua kakinya yang terjulur terbuka, sehingga pantat indri melekat pada selangkangan nanda. Indri pun pasrah apa yang dilakukan oleh rekan kerjanya tersebut, disandarkan kepalanya di dada nanda sementara tangannya bertumpu pada paha nanda yang mengangkangi pantatnya.
“Mas…” desah indri ketika sesaat kemudian,Tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini mengejang ketika kemudian dia merasakan, tangan kiri Nanda itu menyusup ke balik jilbab lebarnya,meremas-remas lembut kedua payudaranya yang tertutup BH. Lantas salah satu tangan nanda turun ke arah selangkangannya, meremas-remas kemaluannya yang telah terbuka.
“Jangaan.. mas Nandaa..”desah Indri dengan cemas dan khawatir jika ada pembeli yang datang. Namun laki- laki ini tak perduli, kedua tangannya kian bernafsu meremas-remas buah dada serta selangkangan wanita alim berusia 25 tahun ini. Indri menggeliat-geliat menerima remasan laki-laki yang bukan
suaminya ini dalam posisi duduk membelakangi laki-laki itu.
“Jangaan.. mas Nandaa….sebentar lagi hujan reda..” desah Indri masih dengan wajah cemas.
Nanda terpengaruh dengan kata-kata Indri, diliriknya suasana didepan counter. Memang hujan mulai surut tidak sederas satu setengah jam yang lalu. Indri menggigil dengan tubuh kejang ketika kemudian wanita berjilbab lebar ini merasakan tangan lelaki rekan kerjanya itu semakin dalam mengobok obok lubang kemaluannya. selama ini memang Nanda selalu melihat Indri dalam keadaan memakai pakaian panjang tertutup rapat dan jilbab yang lebar, namun Nanda dapat membayangkan kesintalan tubuh wanita ini melalui tonjolan kemontokan buah dadanya dan kemontokan pantatnya yang terlihat. Nanda tidak menyangka kalau bagian tubuh Indri yang selama ini tersembunyi, pagi ini dapat dinikmatinya. Celana panjang dan celana dalam yang dipakai wanita berjilbab ini kini teronggok di disamping etalase. Di pangkal paha wanita berjilbab ini tumbuh rambut kemaluannya yang cukup lebat. Nanda kagum melihat kemaluan Indri yang begitu montok dan indah, beda sekali dengan kemaluan istrinya.
“Jangaan..mass..hentikaaan… “ pinta Indri dengan suara bergetar menahan nikmat , ketika wanita alim ini merasakan tangan Nanda meremas-remas bongkahan pantatnya yang telanjang. Mulut Indri mulai merintih dan tubuh ibu muda berjilbab ini mengejang ketika wanita ini merasakan tangan kanan rekan kerjanya tersebut mengelus-elus dan menelusuri celah di pangkal pahanya. Dengan bernafsu Nanda menguakkan bibir kemaluan Indri yang berwarna merah jambu dan lembab. Tubuh wanita berjilbab lebar ini mengejang hebat saat tangan kanan lelaki itu menyeruak ke lubang kemaluannya. Tubuhnya bergetar ketika jari tangan laki-laki tersebut menyentuh klitorisnya. Semakin lama wanita berjilbab berusia 25 tahun ini tak kuasa menahan erangannya ketika tangan lelaki itu menyentuh dan mengorek-orek klitorisnya,dan menit-menit selanjutnya Indri semakin mengerang jalang .
“Hmmm…, bagaimana Mbak Indri….enak kan..” kata Nanda itu sambil terus menusuk-nusukkan jarinya kedalam kemaluan wanita berjilbab lebar rekan kerjanya tersebut.
“Mmmfff…enak kan Mbak ….nnghhh…” kata Nanda di belakangnya sambil menggerakkan jari tangannya keluar masuk lubang kemaluan wanita berjilbab lebar ini dengan napas terengah-engah. Tangan kiri lelaki itu membekap pangkal paha Indri, lalu jari tengahnya mulai menekan klitoris ibu muda berjilbab itu lantas dipilinnya dengan lembut, membuat wanita berjilbab lebar yang alim ini menggigit bibirnya.
Indri tak kuasa menahan sensasi yang menekan dari dasar kesadarannya.Wanita berjilbab lebar ini mulai mendesah, apalagi tangan kanan lelaki itu kini kembali menyusup ke balik baju panjangnya, lalu ke balik cup BH-nya dan memilin-milin puting susunya yang peka.
“Ayo Mbak Indri….ahhhh… …nikmati…oohhhh….nikmat sekali kan….?” Nanda terus menggerakkan jari tangannya yang terjepit lubang kemaluan wanita muda yang alim ini.
Indri menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba melawan terpaan kenikmatan di tengah tekanan rasa nikmat dan malu. Tapi ia tak mampu, Indri mendesah dan mengerang dengan tubuh menggelinjang jalang dan akhirnya dalam waktu beberapa menit kemudian wanita berjilbab lebar ini menjerit tertahan saat ia meraih puncak kenikmatan, sesuatu yang cair kental menyembur keluar dari dalam rahimnya sehingga meleleh melalui lubang kemaluannya dan menetesi karpet dibawahnya.Tubuh Indri langsung lunglai, tapi lelaki di belakangnya terus mengaduk lubang kemaluannya dengan jari tangannya. Indri kembali mendesah, saat perlahan Nanda menarik keluar jari tangannya yang digunakan mengobok-obok kemaluan wanita berjilbab lebar ini.
Sesaat kemudian nanda berdiri dan berjalan keluar untuk melihat suasana, ternyata hujan kembali deras mengguyur tawangmangu. Jalanan masih banjir , sementara jam menunjukkan pukul 11.45.
“Mbak kita istirahat bentar, kemudian makan trus sholat kemudian nanti kita lanjutkan lagi. Mumpung sepi dan hujan deras mbak, jadi gak ada yang mengganggu.” Ujar nanda sambil tersenyum.
“Lanjutkan apa mas…?” Tanya indri tergagap
“He..he… saya kan belum merasakan nikmatnya kemaluan saya menyodok kemaluanmu mbak, tanggung mbak mumpung ada kesempatan…” kata nanda sambil meremas remas buah dada indri, sementara indri menjadi bingung.
“Nanti kita melakukannya di kamar belakang itu aja mbak..” kata nanda sambil menunjuk kamar kecil dibelakang etalase yang hanya muat untuk tidur 2 orang tersebut. Kamar tersebut sebenarnya digunakan untuk sholat dan tidur nanang dimalam hari jika tidak libur.
Indri pun hanya bisa pasrah, sesaat kemudian indri keluar counter seperti biasa untuk beli makan siang para pegawai counter. Sementara indri pergi, nanda segera menyiapkan minuman yang sudah ditaburi obat perangsang sex. Sepuluh menit kemudian indri kembali ke counter membawa 2 bungkus nasi. Mereka berdua pun segera makan, kemudian bergantian sholat dzuhur.
Hujan masih turun justru semakin deras seolah memberi kesempatan laki laki dan ibu muda berjilbab tersebut untuk melanjutkan perselingkuhan. Setelah sholat nanda menengok keluar memastikan suasana aman dan mendukung, karena nanda berniat menikmati tubuh montok rekan kerjanya tersebut sampai puas. Setelah merasa aman nanda masuk dan melihat indri sedang menghitung stok vhoucer, tanpa berkata sepatah katapun nanda langsung memeluk indri dari belakang.
Tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini mengejang ketika kemudian dia merasakan,kedua tangan Nanda itu menyusup ke balik jilbab lebarnya,meremas-remas lembut kedua payudaranya yang tertutup baju
dan bra. Lantas salah satu tangan lalu turun ke arah selangkangannya, meremas-remas kemaluannya dari luar baju panjang yang dipakainya.
“Masss.. ahh,,hh..”desah Indri sambil menghentikan pekerjaannya menghitung stok voucher.
Nanda tersenyum, kedua tangannya kian bernafsu meremas-remas buah dada serta selangkangan wanita alim berusia 25 tahun ini. Indri menggeliat-geliat menerima remasan laki-laki yang bukan
suaminya ini dalam posisi berdiri membelakangi laki-laki itu.
“Aahhh.. enghh….mmhh.. .ohhh” desah Indri merasakan kenikmatan pada kemaluan dan buah dadanya .
Nanda berlutut di belakang pantat Indri, sementara kedua tangan indri berpegangan pada lemari khusus kasir tersebut. Indri menggigil dengan tubuh kejang ketika kemudian wanita berjilbab lebar ini merasakan tangan lelaki rekan kerjanya itu menarik turun celana panjang sekaligus celana dalamnya. Tubuh Indri gemetar oleh rasa malu dan nikmat ketika tanpa diduganya, Nanda menyingkap bagian bawah baju birunya ke atas sampai ke pinggang. Ibu muda berjilbab lebar ini terpekik dengan wajah yang merah padam ketika menyadari bagian bawah tubuhnya kini telanjang bulat karena dirinya sudah tidak memakai celana dalam lagi. Nanda kembali merasa takjub melihat istri rekan kerjanya ini dalam keadaan telanjang bagian bawah tubuhnya. Sungguh, laki-laki ini tidak pernah menyangka kalau sore ini akan melihat kemulusan tubuh indri yang selalu dilihatnya dalam keadaan berpakaian rapat. Pertama kali Nanda melihat Indri, laki-laki ini memang sudah tergetar dengan kecantikan wajah wanita berkulit putih ini walaupun sebenarnya Nanda juga sudah beristri, tapi apabila dibandingkan
dengan Indri wajah istrinya tidak ada apa-apanya.
Namun kealiman wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar membuatnya merasa segan juga disamping Indri adalah istri teman
pemilik TZN. Tetapi seringkalinya dia bertemu membuat Nanda semakin terpikat dengan kecantikan
wanita berjilbab lebar ini. selama ini memang Nanda selalu melihat Indri dalam keadaan memakai pakaian panjang dan jilbab yang lebar, namun Nanda dapat membayangkan kesintalan tubuh wanita ini
melalui tonjolan kemontokan buah dadanya dan kemontokan pantatnya yang terlihat. Nanda tidak menyangka kalau bagian tubuh Indri yang selama ini tersembunyi, hari ini dapat dinikmatinya.
Muka Indri merah padam ketika diliriknya, mata Nanda masih melotot melihatnya yang setengah telanjang. Celana dalam dan celana panjang yang dipakai wanita berjilbab ini kini teronggok di bawah
kakinya setelah ditarik turun oleh Nanda. Bentuk pinggul dan pantat wanita alim yang sintal ini sangat jelas terlihat oleh Nanda. Belahan pantat Indri yang telanjang terlihat sangat bulat, padat serta
putih mulus tak bercacat membuat birahi laki-laki yang telah menggelegak sedari tadi kian menggelegak. Diantara belahan pantat indri terlihat belahan bibir kemaluan wanita rekan kerjanya yang kemerahan terlihat menggiurkan.
“Mbak Indri..Kakimu direnggangkan. Aku ingin melihat memekmu lagi …” desis Nanda sambil berjongkok menahan birahinya melihat bagian kehormatan wanita rekan kerjanya.
Wanita berjilbab lebar ini pasrah, ia merenggangkan kakinya. Dari bawah, lelaki itu menyaksikan pemandangan indah menakjubkan. Di pangkal paha wanita berjilbab ini tumbuh rambut kemaluannya yang cukup lebat namun terlihat rapi. Nanda kagum melihat kemaluan Indri yang begitu montok dan indah, beda sekali dengan kemaluan istrinya.
“Masss..ohhh..emmmhh…sudah mas… “ pinta Indri dengan suara bergetar menahan nikmat, ketika wanita alim ini merasakan tangan Nanda meremas-remas bongkahan pantatnya yang telanjang.
Namun Nanda seolah tak mendengarnya justru tangan lelaki itu menguakkan bongkahan pantat Indri lantas mendekatkan wajahnya menciumi pantat mulus yang montok itu. Indri menggeliat ketika lidah Nanda mulai menyentuh anusnya. Mulut Indri mulai merintih dan tubuh ibu muda berjilbab ini
mengejang ketika wanita ini merasakan lidah lelaki itu menyusuri belahan pantatnya lantas menyusuri celah di pangkal pahanya. Dengan bernafsu Nanda menguakkan bibir kemaluan Indri yang berwarna merah jambu dan lembab. Tubuh wanita berjilbab lebar ini mengejang hebat saat lidah lelaki
itu menyeruak ke lubang kemaluannya. Tubuhnya bergetar ketika lidah itu menyapu klitorisnya. Semakin lama wanita berjilbab berusia 25 tahun ini tak kuasa menahan erangannya ketika bibir lelaki itu mengatup dan menyedot-nyedot klitorisnya, dan menit-menit selanjutnya Indri semkin mengerang jalang oleh birahi ketika nanda seakan mengunyah- ngunyah kemaluannya. Seumur hidupnya, Indri belum pernah diperlakukan seperti ini oleh suaminya.
“Hmmm…, nikmat sekali kan Mbak Indri….?” kata Nanda sambil berdiri setelah puas menyantap kemaluan istri wanita berjilbab lebar tersebut. Sementara itu tangan kirinya terus mengucek-ngucek kelamin wanita berjilbab lebar tersebut.
“Aihhhh…eungghhhh….” Indri mengerang dengan mata mendelik, ketika beberapa saat kemudian sesuatu yang besar,panjang dan hangat mulai menusuk kemaluannya melalui belakang.
Tubuh wanita berjilbab ini mengejang ketika menyadari kemaluannya tengah dimasuki penis Nanda sementara wanita berjilbab lebar ini hanya bisa pasrah. Hingga sekejap kemudian Indri merasakan batang penis Nanda yang jauh lebih besar dan panjang di banding milik suaminya, telah bersarang di lubang kemaluannya hingga menyentuh rahimnya. Tubuh Indri hanya mampu menggelinjang ketika Nanda mulai menggerakan penisnya dalam jepitan kemaluannya.
“Mmmfff…enak juga bersetubuh sambil berdiri….nnghhh…oohhh ” kata Nanda di belakangnya sambil menggerakkan pinggangnya maju mundur dengan napas terengah-engah.
Indri dapat merasakan penis Nanda yang kini tengah menusuk-nusuk lubang kemaluannya, jauh lebih besar dan panjang dibanding penis suaminya. Indri tak kuasa menahan sensasi yang menekan dari dasar
kesadarannya.Wanita berjilbab lebar ini mulai mendesah, apalagi tangan kanan lelaki itu kini menyusup ke balik bajunya, lalu ke balik cup BH-nya dan memilin-milin puting susunya yang peka.
“Ayo Mbak Indri….ahhhh… …nikmati…ahh….nikmati….” Nanda itu terus memaju mundurkan penisnya yang terjepit lubang kemaluan wanita muda yang alim ini. Indri memejamkan matanya, menikmati terpaan kenikmatan di tengah tekanan rasa nikmat dan malu. Indri mendesah dan mengerang dengan tubuh menggelinjang jalang dan akhirnya dalam waktu beberapa menit kemudian wanita berjilbab lebar
ini menjerit saat ia meraih puncak kenikmatan. Tubuh Indri langsung lunglai, tapi lelaki di belakangnya
selangkah lagi sampai ke puncak. Nanda terus mengaduk lubang kemaluan indri dengan kecepatan penuh. Lalu, dengan geraman panjang, ia menusukkan penisnya sejauh mungkin ke dalam kemaluan ibu muda berjilbab ini. Kedua tangannya mencengkeram payudara Indri yang padat dan montok dengan
kuat. Sesaat kemudian nanda menyingkap dan melepas semua kancing baju yang dikenakan indri hingga terlihat bra yang dikenakan indri, kemudian kembali diremas-remasnya buah dada yang ranum tersebut hingga indri meintih-rintih dan mendesah.
“Ohhh …mmhhh …enghhh”desah indri ketika sekali cairan kemaluannya menyembur menyiram penis nanda yang sedang mengaduk aduk kemaluannya.
Indri yang masih dibuai gelombang kenikmatan, kembali merasakan sensasi aneh saat bagian dalam lubang kemaluannya gantian disembur cairan hangat mani dari penis Nanda yang terasa banyak membanjiri lubang lubang kemaluannya. Indri kembali merintih, saat perlahan Nanda menarik keluar penisnya yang lunglai.
Sementara hujan diluar turun semakin deras disertai dengan Guntur.
Rupanya nanda belum puas setelah menyetubuhi tubuh montok wanita berjilbab lebar yang menjadi rekan kerjanya tersebut. Sesaat kemudian nanda meremas remas buah dada indri yang menegang seperti dua buah gunung kembar.
“mas sudah mas… aku lelah banget” pinta indri sambil menoleh kebelakang
“satu ronde lagi aja mbak… tanggung nih..” kata nanda sambil meremas buah dada wanita berjilbab lebar tersebut. Kemudian sambil terus meremas remas buah dada indri dari belakang, nanda mengajak indri berjalan ke kamar belakang tanpa memperhatikan celana panjang dan celana dalam milik indri yang masih teronggok di samping lemari kasir. Setelah sampai di kamar belakang etalase tersebut, Nanda menelentangkan indri dalam keadaan hanya memakai jilbab lebar warna putih dan baju panjang warna biru yang sudah terbuka hampir semua kancing bajunya. Sekejap kemudian tangan nanda terulur kembali meremas-remas kedua susu mengkal milik wanita berjilbab lebar tersebut.
Tanpa membuang waktu nanda kemudian melucuti baju panjang dan BH yang dipakai indri sekaligus. Mata nanda melotot buas ketika memperhatikan lubang kemaluan indri yang tampak membukit. Gundukan di tengah selangkangan yang tampak menonjol membuat penis nanda terasa kian keras menegang oleh birahi dan nanda tak tahan mengulurkan tangannya meremas-remas bukit kemaluan yang montok milik Indri. Indri tersentak ketika tangan nanda meremas-remas bagian selangkangannya yang masih berlepotan cairan kewanitaannya, namun pengaruh obat perangsang sex yang diminumnya membuat wanita berjilbab lebar ini hanya bisa mendesah.
Tubuh ibu muda yang alim ini hanya menggeliat-geliat saat selangkangannya diremas remas oleh tangan nanda tanpa jemu. Mulutnya mendesah-desah dengan ekspresi yang membuat libido nanda kembali semakin terangsang. Nanda terkekeh melihat gelinjangan ibu muda berjilbab yang alim ini saat bagian selangkangannya diremas remas-remas. Puas meremas-remas tonjolan bukit kemaluan wanita berjilbab lebar tersebut, mata nanda kembali memandang wanita berjilbab lebar ini yang terlentang di atas kasur ini dari ujung
kepalanya yang masih terbalut jilbab hingga ke kakinya.
Sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan dan muncul sebuah sensasi sendiri saat nanda berhasil melihat bagain kemaluan wanita berjilbab lebar yang cantik seperti Indri. Tangan nanda memang telah merasakan kekenyalan bukit kemaluan Indri, saat meremas-remas sebelumnya.
Tetapi ketika melihat bentuknya pada saat terlentang dalam keadaan telanjang ternyata sangat merangsang birahi. Nanda memperhatikan wajah Indri yang terlentang di depannya, wajah ayu berbalut jilbab lebar itu terlihat semakin ayu menggemaskan.
Wajah wanita berjilbab lebar tersebut memperlihatkan ekspresi wanita yang tengah terlanda birahi. Nanda menyeringai sejenak sebelum kemudian membenamkan wajahnya di tengah
selangkangan Indri yang terasa hangat. Hidungnya mencium bau kewanitaan Indri yang segar dan wangi, jauh sekali perbedaannya dibanding bau kewanitaan istrinya. Nanda semakin mendekatkan wajahnya ke
arah bukit kemaluan Indri, bahkan hidungnya telah menyentuh kelentit pada kemaluan indri. Dengan nafas yang terengah-engah menahan birahi, lidahnya terjulur menjilati kelentit yang menonjol di antara bibir kemaluan wanita berjilbab lebar tersebut. Saat lidahnya mulai menyapu kelentit Indri, tiba-tiba pinggul wanita berjilbab ini menggelinjang dibarengi desahan ibu muda berjilbab ini.
“Ahh…ahhhhh..ahhh”desah Indri yang membuat libido nanda semakin menggelegak.
Nanda semakin bernafsu menjilati dan menciumi bukit kemaluan Indri yang semakin becek oleh cairan kemaluannya. Setiap kali lidahnya menyapu permukaan kemaluan Indri atau bibir nanda menciumnya dengan penuh nafsu, wanita berjilbab berkulit putih ini menggelinjang dan mendesah- desah penuh birahi. Lidah dan bibir nanda seakan berebut merambah sekujur permukaan bukit kemaluan Indri .
“Ouhhhh….Mbak Indri……”desis nanda melihat gundukan bukit kemaluan Indri yang kini tak lagi tertutup celana dalam tersebut.
Bibir kemaluan Indri terlihat merekah kemerahan dengan kelentit menonjol kemerahan di tengahnya.
Bulu-bulu kemaluan yang lebat, tampak kontras dengan putihnya bukit kemaluan wanita berjilbab tersebut. Nanda melihat kemaluan Indri sudah basah oleh rangsangan sebelumnya, bahkan ketika nanda menguakkan bibir kemaluan wanita PKS ini cairan kenikmatan nya jatuh menetes membasahi kasur. Nanda menjadi sangat terangsang melihat hal ini. Dengan birahi yang kian menggelegak lidah nanda menyapu kemaluan telanjang di antara paha wanita alim ini. Nanda merasa paha Indri bergetar lembut ketika lidahnya mulai menjalar mendekati selangkangan wanita berjilbab lebar ini. Indri menggeliat kegelian ketika akhirnya lidah nanda sampai di pinggir bibir kemaluannya yang telah terasa menebal. Ujung lidah nanda menelusuri lepitan-lepitan di situ, menambah becek kemaluan yang
memang telah basah itu.
Terengah-engah Indri mencengkeram kasur menahan nikmat yang tiada tara. Indri menggelinjang hebat ketika lidah dan bibir nanda menyusuri sekujur kemaluan ibu muda ini. Mulut wanita berjilbab ini mendesah-desah dan merintih-rintih saat bibir kemaluannya di kuak lebar-lebar dan lidah nanda terjulur masuk menjilati bagian dalam kemaluannya. Bahkan ketika lidah nanda menyapu kelentit Indri yang telah mengeras itu, kemudian di teruskan dengan menghisapnya dengan lembut Indri merintih hebat. Tubuhnya mengejang sampai punggungya melengkung bagaikan busur panah membuat dadanya yang montok membusung.
“Ahhhhh….ahhhhhh….ahhhhh”rintih Mbak Indri dengan jalangnya disertai tubuh yang menggelinjang.
Kembali cairan kenikmatan membasahi kemaluan wanita berjilbab ini, hal ini lidah dan bibir nanda makin liar menjilati di daerah paling pribadi milik Indri yang kini sudah membengkak kemerahan. Gundukan kemaluan yang putih kemerah- merahan itu menjadi berkilat-kilat basah dan bulu-bulu kemaluan wanita berjilbab ini pun menjadi basuh kuyup oleh jilatan nanda. Lidah nanda menyusuri belahan kemaluan yang telah membengkak lantas ke sekujur permukaan kemaluan yang membukit
montok hingga ke sela-sela kedua pahanya, kemudian menyusuri ke bawah hingga ke belahan pantat yang tampak montok.
Nanda menjadi semakin gemas melihat belahan pantat Indri yang terlihat sebagian, sehingga dengan bernafsu nanda membalikkan tubuh wanita berjilbab yang terlentang menjadi tengkurap. Mata nanda melotot liar melihat pemandangan indah setelah wanita berjilbab lebar tersebut tengkurap. Pantat wanita berjilbab yang montok dan telanjang tampak menggunung menggiurkan. Nanda terengah penuh birahi memandang kemontokan pantat bundar
Indri yang putih mulus itu. Dengan gemas nanda meremas-remas bukit pantat wanita alim tersebut dengan tangan lantas nanda mendekatkan wajahnya pada belahan pantat wanita berjilbab tersebut . Lidahnya terjulur menyentuh belahan pantatnya kemudian dengan bernafsu nanda mulai menjilati belahan pantatnya yang putih mulus tersebut. Indri mendesah-desah dengan tubuh menggelinjang
menahan birahinya, saat lidah nanda menyusuri belahan pantatnya hingga belahan kemaluannya yang kemerahan. Belahan pantat mulus Indri yang putih dalam sekejap menjadi basah berkilat oleh jilatan lidah nanda.
Kemudian bibir dan lidah nanda secara bergantian menyusuri sekujur pantat montok wanita berjilbab tersebut. Tangannya juga menguak belahan pantat ibu muda tersebut dan selanjutnya lidahnya menyapu daerah anus dan sekitarnya yang membuat wanita berjilbab lebar tersebut mengerang penuh birahi. Puas menikmati pantat Indri yang montok, nanda kembali menelentangkan ibu muda berjilbab lebar ini. Mata nanda terarah pada sepasang payudara montok yang seperti gunung hendak meletus. Tangan nanda dengan lincah jari-jari tangannya meremas remasbuah dada indri yang tegak bagai gunung kembar tersebut.
Buah dada Indri nampak sangat montok dan indah. Buah dada yang putih mulus dengan puting susu yang kemerahan membuat nanda tak sabar untuk meremas dan menyedot putting susunya. Sedetik kemudian, payudara wanita berjilbab ini telah berada dalam mulut nanda yang menyedot dengan nafsu secara bergantian. Puting susu yang telah tegak mengeras tersebut di hisap dan diremas-remas membuat Indri terpekik kecil menahan kenikmatan birahinya. Payudara Indri yang
putih mulus itu dalam sekejap basah oleh liur nanda. Nanda sudah tak tahan menahan nafsunya.
Nanda tidak menyangka kalau saat ini nanda berhasil menelanjangi wanita rekan kerjanya yang tampak alim ini dengan jilbab dan pakaian yang tertutup rapat. Birahinya sudah menggelegak di ubun-ubun dengan penis yang tegang mengeras. Nanda melihat ibu muda berjilbab ini mempunyai tubuh yang
indah dan terlihat masih kencang.Nanda menyusuri keindahan tubuh telanjang wanita muda rekan kerjanya tersebut dari wajah yang terbalut jilbab hingga ke kakinya. Kemudian mata nanda kembali menatap kemaluan Indri yang indah itu, tangan nanda kembali terulur menjamah bagian kewanitaan wanita alim yang telanjang ini. Nanda merasakan kewanitaan indri berdenyut liar, bagai memiliki
kehidupan tersendiri. Warnanya yang merah basah, kontras sekali dengan rambut-rambut lebat di sekitarnya. Dari jarak yang sangat dekat, nanda dapat melihat betapa lubang kewanitaan wanita berjilbab lebar tersebut membuka-menutup dan dinding-dindingnya berdenyut-denyut, sepertinya jantung Indri telah pindah ke bawah. Nanda juga bisa melihat betapa otot-otot di pangkal paha Indri menegang seperti sedang menahan sakit.
Begitu hebat puncak birahi melanda indri, sampai dua menit lamanya perempuan yang menggairahkan ini bagai sedang dilanda ayan. Ia menjerit tertahan , lalu mengerang, lalu menggumam, lalu hanya
terengah-engah. Batang kejantanan nanda segera terlihat tegak bergerak-gerak seirama jantungnya yang berdegup keras. Indri masih menggeliat-geliat dengan mata terpejam, menampakkan
pemandangan sangat seksi di atas kasur ini.
Tangan ibu muda berjilbab ini mencengkram kasur bagai menahan sakit, kedua pahanya yang indah terbuka lebar, kepalanya yang terbalut jilbab mendongak menampakkan ekspresi wajah menggairahkan, jilbabnya bagai membingkai wajahnya yang sedang berkonsentrasi menikmati puncak birahi. Nanda menempatkan dirinya di antara kedua kaki Indri, lalu mengangkat kedua paha wanita berjilbab ini, membuat kemaluan indri semakin terbuka.
Sesaat kemudian dengan cepat penis nanda yang tegang segera melesak ke dalam tubuh Indri melalui
lubang kemaluannya. Nandapun segera menunaikan tugasnya dengan baik, mendorong, menarik kejantanannya dengan cepat. Gerakannya begitu ganas dan liar, seperti hendak meluluh-lantakkan tubuh Indri yang sedang menggeliat-geliat kegelian itu. Tak kenal ampun, batang penis nanda menerjang-nerjang, menerobos dalam sekali sampai ke dinding belakang yang sedang berkontraksi menyambut orgasme. Wanita alim ini merintih dan mengerang penuh kenikmatan. Nanda mengerahkan seluruh tenaganya menyetubuhi wanita yang alim ini. Otot-otot bahu dan lengannya terasa menegang dan terlihat berkilat-kilat karena keringat. Pinggang nanda bergerak cepat dan kuat
bagai piston mesin-mesin di pabrik.
Suara berkecipak terdengar setiap kali tubuhnya membentur tubuh Indri, di sela-sela desah dan erangan indri. Indri merintih dan mengerang begitu
jalang merasakan kenikmatan yang ganas dan liar. Seluruh tubuhnya terasa dilanda kegelian, kegatalan yang membuat otot-ototnya menegang. Kewanitaannya terasa kenyal menggeliat-geliat, mendatangkan
kenikmatan yang tak terlukiskan. Dengan mata merem melek, Indri mengerang dan merintih penyerahan sekaligus pengesahan atas datangnya puncak birahi yang tak terperi. Nanda merasakan batang kejantanannya bagai sedang dipilin dan dihisap oleh sebuah mulut yang amat kuat sedotannya.
Nanda tak mampu menahan lagi, Kenikmatan yang didapatkan dari jepitan kemaluan wanit alim ini tidak mungkin dilukiskan. Dengan geraman liar nanda memuncratkan seluruh isi penisnya dalam lubang kemaluan Indri, bercipratan membanjiri seluruh rongga kewanitaan wanita berjilbab lebar yang sedang megap-megap dilanda orgasme. Indri mengerang merasakan siraman birahi panas dari ujung penis nanda ke dalam dasar kemaluannnya. Nanda merasakan jepitan Indri kian ketat berdenyut-denyut pada batang penisnya dan cairan kewanitaan wanita alim ini terasa mengguyur batang penisnya yang datang bergelombang. Nanda menggeram liar disusul Indri yang mengerang dan mengerang lagi, sebelum akhirnya terjerembab dengan tubuh bagai lumat di atas kasur.
Nanda menyusul roboh menimpa tubuh motok Indri yang licin oleh keringat itu. Nafas nanda tersengal-sengal ditingkahi nafas Indri
yang juga terengah bagai perenang yang baru saja menyelesaikan pertandingan di kolam renang. Tubuh nanda lunglai di atas tubuh telanjang Indri yang juga lemas.
“Oh, nikmat sekali. Betul-betul ganas…” kata Indri akhirnya, setelah ia berhasil mengendalikan nafasnya yang memburu.
“bagaimana mbak indri… nikmat kan? Bagaimana jika sekali lagi mbak…” ujar nanda sambil terengah-engah sementara kedua tangan sibuk meremas – remas buah dada indri.
“jangan mas… aku dah gak kuat… kapan-kapan lagi aja mas” sahut indri diantara nafasnya yang memburu. Sementara tubuhnya sudah bagaikan kehilangan tulang.
Tetapi nanda yang tengah asyik meremas-remas payudara indri seolah tak mendengar keluhan indri, nanda justru tersenyum buas sambil tangan kanannya bergerak mengelus-elus paha dan kemaluan indri yang berlepotan sperma. Diperlakukan seperti itu indri hanya bisa pasrah, matanya merem melek sementara tubuhnya sudah tak berdaya.
Nanda menjadi tak tahan. Laki – laki ini segera menindih Indri yang tengah pasrah. Indri sempat melirik penis besar Nanda sebelum penis besar dan panjang itu mulai melesak ke dalam lubang kemaluannya untuk yang ketiga kalinya. Wanita alim ini mengerang dan merintih kenikmatan saat dirasakannya penis nanda menyusuri lubang kemaluannya kian dalam, dan wanita ini terpaksa kembali membuka pahanya lebar-lebar untuk menerima sodokan penis yang besar dan panjang sperti milik Nanda. Tak berapa lama kemudian, Nanda menaik turunkan pantatnya diatas kemaluan Indri. Kini Nanda mulai menggerak-gerakkan penisnya naik-turun perlahan di dalam lubang kamaluan wanita alim yang hangat itu. Lubang yang sudah sangat becek itu berdenyut- denyut, seperti mau melumat kemaluannya. Rasanya nikmat sekali. Nanda mendekatkan mulutnya menciumi wajah ayu indri. Tangan Nanda juga menggerayangi payudara putih mulus yang sudah mengeras bertambah liat itu. Diremas- remasnya perlahan, sambil sesekali dipijit-pijitnya bagian putting susu yang sudah mencuat ke atas. Pinggul wanita alim yang besar ini ikut bergoyang-goyang sehingga Nanda merasakan kenikmatan di dalam selangkangannya. Sementara lubang kemaluannya sendiri semakin berlendir dan gesekan alat kelamin kedua manusia lain jenis ini itu menimbulkan bunyi yang seret-seret basah.
“Prrttt… prrrttt… prrttt.. ssrrrtt… srrrttt… srrrrttt… ppprttt… prrrttt…”
Penis besar Nanda memang terasa sekali, membuat kemaluan Indri seperti mau robek. Lubang kemaluan wanita berusia 25 tahun ini menjadi semakin membengkak besar kemerah-merahan seperti baru melahirkan. Membuat syaraf-syaraf di dalam lubang senggamanya menjadi sangat sensitif terhadap sodokan kepala penis laki – laki ini. Sodokan kepala penis itu terasa mau membelah bagian selangkangannya. Belum lagi urat-urat besar seperti cacing yang menonjol di sekeliling batang kemaluan Nanda membuat Indri merasakan nikmat yang luar biasa. Meski agak pegal dan nyeri Karen sudah ketiga kalinya disetubuhi oleh nanda tapi rasa enak di kemaluannya lebih besar. Lendirnya kini makin banyak keluar membanjiri kemaluannya, karena rangsangan hebat pada wanita alim ini. Ketika Nanda membenamkan seluruh batang kemaluannya,Indri merasakan seperti benda besar dan hangat berdenyut- denyut itu masuk ke rahimnya. Perutnya kini sudah bisa menyesuaikan diri tidak mulas lagi ketika saat pertama tadi laki – laki ini menyodok- nyodokkan penisnya dengan keras.
Indri kini mulai menuju puncak orgasme. Lubang kemaluannya kembali menjepit-jepit dengan kuat penis Nanda. Kaki wanita berjilbab ini diangkat menjepit kuat pinggang Nanda dan tangannya mencengkram kasur. Dengan beberapa hentakan keras pinggulnya, Indri memuncrakan cairan dari dalam lubang kemaluannya menyiram dan mengguyur kemaluan Nanda disertai erangan panjang penuh kenikmatan. Setelah itu Indri terkulai lemas di bawah tubuh berat Nanda. Kaki wanita berjilbab lebar tersebut mengangkang lebar lagi pasrah menerima tusukan-tusukan kemaluan Nandai yang semakin cepat.
Tanpa merasa lelah Nanda terus memacu penisnya dan sesekali menggoyang-goyangkan pinggulnya. Sepertinya ia ingin mengorek-ngorek setiap sudut kemaluan wanita alim ini. Suara bunyi becek makin keras terdengar karena lubang kemaluan Indri itu kini sudah dibanjiri lender kental yang membuatnya agak lebih licin. Indri mulai merasakan pegal di kemaluannya karena gerakan Nanda yang bertambah liar dan kasar. Tubuhnya ikut terguncang-guncang ketika nanda menghentak-hentakkan pinggulnya dengan keras dan cepat.
“Plok.. plokk… plok.. plookk…
crrppp… crrppp… crrrppp… srrrpp… srrppp…” Bunyi keras terdengar dari persenggamaan ketiga kalinya oleh nanda dan indri .
“Mas Nanda….. ouhhh pelan, …!” desis Indri sambil meringis kesakitan.
Kemaluannya terasa nyeri dan pinggulnya pegal karena agresivitas Nanda yang seperti kuda liar. Akhirnya Nanda mulai mencapai orgasme. Dibenamkannya wajah nanda pada buah dada Indri
dan ditekankannya badannya kuat-kuat sambil menghentakkan pinggulnya keras berkali-kali membuat tubuh Indri ikut terdorong. Muncratlah air mani dari penisnya mengguyur rahim dan kemaluan wanita berjilbab lebar tersebut. Karena banyaknya sampai-sampai ada yang keluar membasahi permukaan kasur
Kedua mata indri terpejam dengan senyum yang tersungging di bibirnya. Nanda Cuma menggumam, menenggelamkan kepalanya di antara dua payudara Indri yang lembut. Begitu gelombang kenikmatan berlalu, kesadaran kembali memenuhi ruang pikiran wanita alim ini. Indri hanya bisa terlentang tak berdaya, meskipun hanya sekedar memakai pakaiannya kembali. Melihat tersebut nanda tersenyum puas karena niatnya menyetubuhi wanita rekan kerjanya tersebut terbayar sudah. Nanda kemudian bangkit berdiri memakai pakaiannya kembali dan pergi ke kamar mandi dibagian belakang. Beberapa saat kemudian kekuatan indri sudah mulai pulih, tapi indri jadi bingung karena celana panjang, celana dalam dan BHnya tergeletak diluar kamar. Mau keluar indri tidak berani karena takut jika ada pembeli yang masuk. Lima belas menit kemudian nanda masuk kedalam kamar dan menyerahkan celana panjang indri tanpa BH dan celana dalamnya.
“BH dan celana dalammu tak cuci di kamar mandi mbak, tadi kotor kepakai ngelap sepermaku tadi….” Ujar nanda sambil tersenyum.
Indri terpaksa memakai pakainnya tanpa celana dalam dan BH, sehingga tampaklah cetakan pantat dan buah dadanya. Dengan gontai indri berjalan ke kamar mandi untuk mandi karena jarum jam menunjukkan pukul 3.00 sore. Setelah mandi tubuh indri Nampak segar, kemudian duduk disamping nanda yang tersenyum memandangnya dengan mesum. Sementara hujan diluar sudah mulai reda, dan jalan mulai ramai oleh pejalan kaki.